Minggu, 23 Oktober 2011

PROTEIN

Protein berasal dari kata Yunani; proteios yang berarti “yang pertama” atau “yang terpenting”. ( Achmad Djaeni Sediaoetama, 1987 ). Memang protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang erat hubungannya dengan proses kehidupan. Protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa merupakan protein. Hampir setengah jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di tulang atau tulang rawan, sepersepuluh terdapat di kulit, sisanya terdapat dalam jaringan lain dan cairan tubuh. 
Protein terbentuk dari unsur-unsur organic seperti karbon, hydrogen dan oksigen dan di tambah dengan unsure N ( nitrogen ) serta unsure mineral (fosfor, belerang, besi). Molekul protein tesusun dari asam amino (unut-unit dasar kimia), 12-18 macam asam amino yang saling berhubungan dalam suatu ikatan peptide (CONH), unit-unit dasar tersebut selanjutnya di serap oleh aliran darah keseluruh tubuh, dan sel-sel jaringan mengambilnya digunakan sebagai pembangun dan pemeliharaan kesehatan jaringan. Protein merupakan zat pembentuk tubuh yang penting disamping air, lemak, mineral, karbohidrat dan berbagai vitamin ditemukan di sekujur tubuh pada otot pada kulit, jantung, rambut, paru-paru, otak dan organ tubuh lainnya.
1.      Perlu dan pentingnya protein bagi pemeliharaan dan perkembangan tubuh
Tersedianyan protein dalam tubuh, mencukupi atau tidaknya bagi keperluan-keperluan yang harus dipenuhinya, adalah sangat tergantung dari susunan ( komposisi ) bahan makanan yang di konsumsi seseorang setiap harinya. Secara garis besarnya fungsi protein dalam tubuh adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
b.      Sebagai pengatur kelangsungan protein di dalam tubuh.
c.       Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan lemak.
Sebagai zat pembangun, protein yang tersedia di dalam tubuh dalam keadaan kandungan zat-zat pentingnya yang sempyrna, dapat berperan dengan baik bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Pentingnya memperhatikan pemberian menu makanan yang bergizi yang menghasilkan protein yang menukupi berbagai kebutuhan tubuh, dikarenakan sebagai pembangun tubuh protein akan berfungsi sebagai berikut:
a.       Merupakan bagian utama dari sel-sel dan protoplasma.
b.      Merupakan bagian padat dari berbagai jaringan dalam tubuh.
c.       Menunjang organik dari matrikus tulamg, gigi, rambut, dan kuku.
d.      Merupakan bagian dari enzin dan bagian dari hormone.
e.       Merupakan bagian dari cairan yang dikeluarkan kelenjar, dalam hal ini empedu, keringat dan urine merupakan kekecualian karena tidak mengandung protein.
Proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh ternyata pula terkendali dengan tersedianya protein didalam tubuh , artinya protein yang serba mencukupi kebutuhan-kebutuhan akan melangsungkan proses-proses tersebut secara teratur. Proses pencernaan misalnya hanya akan berlangsung secara teratur dengan dukungan hormone yang mencukupinya, sedangkan hormone itu terdidri dari protein. Dalam hal ini mineral dan vitamin yang tergabung dengan protein akan membentuk enzim, yang ternyata peranannya sangat menunjang dan demikian besarnya dalam melangsungkan proses pencernaan tadi di dalam tubuh.
Sebagai pengatur protein membantu melancarkan keluar masuknya cairan nutrient dan metabolit dari jaringan keseluruh darah. Dalam hal terganggunya keadaan ini dan protein misalnya tidak berfungsi seperti yang dikemukakan, tubuh mengalami kekurangan plasma protein, terjadi gangguan terhadap keseimbangan cairan tersebut disekitar jaringan. Penderita hipoproteinemia atau rendahnya plasma protein selalu menunjukan gejala klinis tersebut.
Umumnya protein-protein akan berfungsi sebagai sumber energy yaitu apabila tersedianya karbohidrat dan juga lemak didalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan yang di perlukan tubuh untuk melakukan berbagai kegiatan internal dan eksternal. Dalam keadaan tersedianya karbihidrat tidak mencukupi, maka untuk menyediakan energi sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsungnya pembakaran, sejumlah protein lainnya di gunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan jaringan.

2.      Pengaruh kelebihan dan kekurangan protein
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat social ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada anak usia 2 hingga 3 tahun karena terlambat menyapih sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energy yang cukup atau lebih.Gejalanya adalah pertumbuhan terlambat, otot-otot berkurang dan melemah dan gangguan psikomotor.
Sedangkan kekurangan protein bersamaan dengan kekurangan energi menyebabkan maramus. Yang merupakan penyakit pada bayi, karena terlambat diberi makanan tambahan. Penyakit ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis. Marasmus berpengaruh jangka panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki karena marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok social ekonomi rendah. Gejala marmus adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang serta otot-otot berkurang dan melemah.
Protein yang seara berlebihan juga tidak menguntungkan tubuh. Karena makanan yang tinggi protein biasanya energi tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitat. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, dan demam.
Sejumlah penelitian penting telah membuktikan bahwa konsumsi protein berlebihan ternyata membawa dampak yang merugikan kesehatan. Terutama berkaitan dengan meningkatnya resiko terhadap berbagai penyakit seperti rapuh tulang, batu ginjal, diabetes, kanker, penyakit jantung dan darah tinggi.
Rapuh tulang
Makanan bersifat terlalu asam bagi tubuh atau ber-pH asam (tak berarti makanan yang terasa asam di lidah) mempercepat proses perapuhan tulang. Mereka adalah daging, telur dan ikan. Karena darah perlu dipertahankan pada pH normal sehingga masukan makanan bersifat asam akan dinetralkan oleh mineral basa. Mineral ini adalah kalsium dan akan diambil dari tulang. Akibatnya setiap konsumsi protein hewani akan diikuti oleh pengurasan kalsium tulang.
Batu ginjal
Batu ginjal adalah mata rantai berikutnya setelah proses perapuhan tulang. Kalsium yang diambil dari tulang untuk menetralkan asam yang masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan melalui ginjal. Kadar yang tinggi ini tidak saja akan memperberat kerja ginjal tetapi juga dapat mengkristal membentuk batu ginjal.
Kanker
Sejauh mana protein berlebihan berkorelasi dengan kanker masih belum dirumuskan tetapi semakin banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa kelebihan protein meningkatkan resiko kedapatan kanker payudara, prostat, pankreas dan usus.
Penyakit jantung dan darah tinggi
Asupan protein hewani akan diikuti oleh meningkatnya jumlah kolesterol yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian akan menaikkan resiko kedapatan penyakit jantung dan darah tinggi. 
3.      Keunggulan protein hewani dengan protein nabati
Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh manusia dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Protein berperan penting dalam pembentukan sel-sel dan jaringan baru tubuh serta memelihara pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak. Protein juga bisa menjadi bahan untuk energi bila keperluan tubuh akan hidrat arang dan lemak tidak terpenuhi.
Protein sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani yaitu daging, ikan, ayam, telur dan susu. Sementara sumber protein nabati dapat diperoleh dari padi-padian, biji-bijian dan kacang-kacangan. Protein nabati dapat disebut sebagai protein tidak lengkap karena senantiasa mempunyai kekurangan satu atau lebih asam amino esensial. Sementara protein hewani memiliki semua asam amino esensial, hingga disebut protein lengkap.
Jurnal ilmiah terkemuka Lancet sudah sejak 1959 menurunkan artikel yang membahas kenyataan bahwa kualitas protein hewani tak lebih tinggi dari protein nabati dan kualitas protein nabati tak lebih rendah dari protein hewani.
Darimanapun sumbernya, protein tetap sama berguna dan sama kualitasnya untuk membentuk enzim, membentengi tubuh dari serangan penyakit, menjalankan metabolisme tubuh. Sekaligus sama ‘ampuhnya’ dalam menjalankan berbagai peranan pembangunan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
a.      Protein hewani
Pemanfaatan (utilisasi) protein oleh tubuh sangat ditentukan oleh kelengkapan kandungan asam amino esensial yang terkandung dalam protein yang dikonsumsi. Semakin lengkap asam amino esensial dan kandungannya dapat memenuhi kebutuhan tubuh, semakin tinggi nilai utilisasi protein tersebut bagi tubuh. Selain kandungan asam amino, faktor nilai cerna dari protein juga menjadi faktor penting dari manfaat protein yang dikonsumsi.  
Dari hasil penelitian yang dilakukan para ahli menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa nilai cerna protein hewani selalu lebih tinggi dari protein nabati. Sementara dari segi pemanfaatannya (utilisasi) protein hewani juga jauh lebih baik dari protein nabati. Vitamin B12 yang terkandung dalam protein hewani menjadi sebuah keunggulan tersendiri. Selain manfaat vitamin B12 dalam optimalisasi fungsi syaraf, ternyata vitamin B12 juga tidak ditemui dalam protein nabati.
b.      Protein nabati
Protein nabati sehat karena mencukupi kebutuhan kalori protein dan cendrung tidak dikonsumsi secara berlebihan. Sehingga tidak menyebabkan resiko kelebihan protein seperti halnya protein hewani. Juga makanan sumber protein nabati tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh seperti sumber protein hewani. Sebaliknya mereka mengandung berbagai karbohidrat kompleks vitamin, mineral dan zat-zat gizi lainnya serta serat makanan yang dapat membantu menurunkan resiko berbagai jenis penyakit dan kanker.
Mitos keunggulan protein hewani sudah dipatahkan hampir empat dekade lalu. Tetapi sampai sekarang masih ada saja yang mengira hewan adalah sumber protein kelas satu. Tanpa menyadari dibalik pendewaan protein hewani adalah biaya super ekstra yang harus ditanggung pemakannya. Apalagi jika bukan kolesterol dan lemak jenuh, picu pembunuh nomor satu di dunia yakni penyakit jantung. Karena tak ada daging yang hanya ada protein tanpa kolesterol dan lemak jenuh. Demikian pula halnya telur, air susu, juga bangsa ikan dan makanan laut lainnya. Mereka sumber protein hewani sekaligus kaya kolesterol.
Makanan nabati tidak mengandung kolesterol yang bisa menaikkan kadar kolesterol darah yang membawa risiko terhadap jantung. Disamping itu daging juga tidak mengandung serat makanan. Sumber serat adalah makanan nabati, terutama buah, sayur, dan kacang-kacangan. Dimana serat makanan memiliki peran penting yang dibutuhkan tubuh untuk memperlancar proses pengeluaran sisa-sisa makanan dari usus. Selain serat, makanan nabati juga mengandung banyak zat-zat nongizi seperti ratusan jenis karotin, khlorofil dan zat makanan minor yang berfungsi antioksidan, antitumor, antikanker.
Terkutip dari wikipedia.org, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, tahun 1914, mengujicobakan protein hewani dan nabati kepada kelinci. Satu grup kelinci diberikan makanan protein hewani saja, sedangkan grup yang lain hanya diberikan protein nabati. Dari hasil studi tersebut didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya daripada kelinci yang hanya memperoleh protein nabati. Lebih lanjut, sebuah studi uang dilakukan terpisah oleh McCay dari Universitas Berkeley, menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar